Digitalisasi Dunia

Mengupas Devin, Software Engineer AI Pertama di Dunia

Astra Digital Assets AD· 22 April 2024
Astra Digital Assets

Kabar baik bagi yang punya keinginan untuk membuat sebuah aplikasi digital, namun tidak memiliki kemampuan bahasa pemrograman atau coding. Kini hadir Devin AI, sebuah software engineer AI pertama di dunia yang diciptakan oleh Cognition Labs, sebuah startup teknologi berbasis di Amerika Serikat. 

 

Cognition Labs yang dipimpin oleh Scott Wu, sedari awal berambisi menciptakan virtual AI assistant yang dapat bekerja sama dengan engineer manusia. Saat ini, Devin AI disebut mampu melakukan berbagai tugas pemrograman layaknya seorang software engineer manusia. 

 

Devin juga AI diciptakan dengan tujuan agar dapat menangani tugas-tugas yang sederhana, sehingga memungkinkan para engineer untuk fokus memecahkan masalah yang lebih besar dan lebih sulit. Lalu, apa saja kehebatan Devin AI? Bagaimana kemampuannya dapat membantu banyak orang terkhusus mereka yang tidak memiliki kemampuan coding?
 

 

Berkenalan dengan Devin AI

 

 

 

 

Devin AI disebut sebagai AI software engineer dengan kecerdasan lebih tinggi dibandingkan AI tradisional. Dilengkapi dengan kemampuan berpikir jangka panjang dan perencanaan yang canggih, Devin AI dapat melakukan tugas-tugas rekayasa yang kompleks secara mandiri dan membuat ribuan keputusan dalam prosesnya. 

 

Berbeda dengan model AI sebelumnya, Devin AI memiliki kapasitas untuk mengingat konteks yang relevan pada setiap tahap proyek, terus belajar dan beradaptasi untuk meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu.

 

Selain itu, Devin AI dilengkapi dengan alat pengembang penting seperti shell, code editor, dan browser, semua dalam lingkungan komputasi yang terisolasi. Toolkit komprehensif ini memungkinkan Devin AI beroperasi dengan fleksibilitas dan efisiensi yang sama seperti seorang software engineer manusia. 

 

Beberapa contoh kemampuan Devin AI, mulai dari mengidentifikasi dan memperbaiki bug dalam kode-kode, melatih dan menyempurnakan model AI-nya sendiri, serta menangani masalah dan permintaan fitur dalam repositori open-source atau penyimpanan informasi sebuah data.

 

Tak hanya itu, Devin AI juga dirancang untuk aktif berkolaborasi dengan pengguna, melaporkan kemajuan secara real-time, menerima umpan balik, dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan bersama. 

 

Kecanggihan Devin AI telah terbukti saat aktivitas Software Engineering Benchmarking (SWE-Bench). Dalam evaluasinya, Devin AI diminta untuk menyelesaikan 570 masalah GitHub dunia nyata yang ditemukan secara acak dalam proyek open-source seperti Django dan scikit-learn. Hasilnya, Devin AI berhasil menyelesaikan 79 (13,86%) masalah, jauh melampaui baseline sebelumnya yang hanya 1,96%.

 

 

Manfaat dan Dampak Penggunaan Devin AI

 

Dengan segudang potensinya, Devin AI dalam penggunaannya dapatkan dimanfaatkan oleh para pengembang perangkat lunak. Kemampuan Devin AI tersebut dapat membantu meningkatkan produktivitas, dengan mengotomatisasi tugas-tugas pemrograman yang berulang, memungkinkan pengembang fokus pada pemikiran strategis dan pemecahan masalah yang kompleks.

 

Lalu, mempercepat waktu pemrograman sehingga memungkinkan produk perangkat lunak baru lebih cepat masuk ke pasar, mampu menyusun alur kerja untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan ketidakmampuan dalam proses pengembangan.

 

Juga dapat mengurangi biaya dengan otomatisasi tugas-tugas rutin dan memungkinkan bisnis menginvestasikan lebih banyak dalam inovasi, meningkatkan aksesibilitas dengan cara memudahkan pengguna untuk mengembangkan perangkat lunak, bahkan dengan pengalaman pemrograman yang kurang.

 

Serta mampu menyediakan alat dan ekosistem pengembangan software yang canggih, dilengkapi dengan shell, editor kode, dan browser sendiri, memberikan rangkaian alat lengkap dalam lingkungan yang aman, hingga untuk kebutuhan Natural Language Interface yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan Devin AI menggunakan perintah bahasa manusia yang sederhana, membuatnya mudah diakses oleh pengguna non-teknis juga.

 

Namun, penting untuk diingat bahwa Devin AI masih dalam tahap awal pengembangan. Kemampuannya terbatas pada tugas-tugas tertentu dan membutuhkan supervisi manusia dalam beberapa kasus.

 

 

Potensi Devin AI dan Masa Depan Software Engineering 

 

Seiring dengan kemampuan, dan potensi Devin AI yang tengah terus dikembangkan oleh Cognition Labs, muncul kekhawatiran tentang masa depan rekayasa perangkat lunak.

 

Kekhawatiran tersebut mulai dari etika AI, bahwa AI yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak harus mempertimbangkan standar etika yang tinggi, memastikan transparansi, akuntabilitas, dan penggunaan yang bertanggung jawab.

 

Kemudian, lahirnya software engineer AI secara tidak langsung menjadi tuntutan untuk upskill bagi software engineer. Saat ini, adaptasi dengan AI ataupun tools lainnya dan belajar keterampilan baru mau tidak mau harus dilakukan agar tidak tergantikan.

 

Juga tidak dimungkiri, munculnya Devin AI atau model AI serupa membuat peluang baru untuk pekerjaan-pekerjaan yang berfokus pada pengembangan, pemeliharaan, dan pengawasan sistem AI yang canggih.

 

Pada akhirnya, potensi maksimal dari Devin AI akan bergantung pada bagaimana mengintegrasikannya ke dalam alur kerja dan penggunaannya, sehingga impaknya maksimal. Sebab, di era ini kolaborasi dengan AI untuk menciptakan berbagai kemudahan adalah sebuah keniscayaan.

 

 

**

 

 

Glosarium

 

Django: Kerangka kerja (framework) pengembangan web yang ditulis dalam bahasa pemrograman Python. Ini membantu pengembang membangun situs web dengan cepat dan efisien dengan menyediakan berbagai alat dan fitur yang telah siap pakai.

 

GitHub: Platform kolaboratif berbasis web yang digunakan oleh pengembang perangkat lunak untuk menyimpan, mengelola, dan berbagi kode sumber proyek software.

 

Scikit-learn: Perpustakaan (library) pemrosesan data dan machine learning yang ditulis dalam bahasa pemrograman Python. Ini menyediakan algoritma machine learning yang siap pakai dan beragam fitur untuk analisis data yang memungkinkan pengguna untuk membangun dan mengimplementasikan model machine learning dengan mudah.

 

Shell: Program yang memungkinkan pengguna untuk memberi perintah kepada komputer menggunakan teks, seperti membuka file, menjalankan program, dan mengelola komputer.

 

SWE-Bench: Software Engineering Benchmarking praktik untuk membandingkan dan mengevaluasi kemampuan coding AI dalam menyelesaikan tugas-tugas rekayasa perangkat lunak (software engineering).

 

 

**

 

 

Sumber Rujukan

 

Blockchain Council. (2024, Mar 19). “What is Devin? All You Need to Know”. LinkedIn. https://www.linkedin.com/pulse/what-devin-all-you-need-know-blockchaincouncil-bupre/

 

Jones, E. (2024, Mar 26). “Meet Devin AI - World's First AI Software Engineer”. Cloudbooklet. https://www.cloudbooklet.com/ai-software-engineer-devin 

 

Liawatimena, S. “MEMPERKENALKAN DEVIN, INSINYUR PERANGKAT LUNAK AI PERTAMA”. Binus School of Engineering. https://base.binus.ac.id/automotive-robotics-engineering/2024/03/13/memperkenalkan-devin-insinyur-perangkat-lunak-ai-pertama/#:~:text=Devin%20menyelesaikan%2013%2C86%25*,)%209%2C%20Industry%2C%20Inovation.

 

The Cognition Team. (2024, Mar 15). “SWE-bench technical report”. Cognition Labs. https://www.cognition-labs.com/post/swe-bench-technical-report

 

HUBUNGI KAMI

Ada pertanyaan?
Kami terbuka untuk berdiskusi dan melihat bagaimana kami bisa membantu Anda mewujudkan ide-ide yang ada.